Noto hal 1
06.39.00 Edit This
Sayang..
mlm ini q tk bs tdur, trfkirkn olhku akn drimu..
q mrs was2 dn tkut khilgnmu..
khilgn prhtian dn cntamu..
q tkut ad kumbg lain yg mgignkn bungaku..
sgguh.., q sgt tk rela bila bungaku d rbut dri tman yg ku pgari, ap lgi d dpn mtaku, ap lgi msih d tganku..
q mrs was2 dn tkut khilgnmu..
khilgn prhtian dn cntamu..
q tkut ad kumbg lain yg mgignkn bungaku..
sgguh.., q sgt tk rela bila bungaku d rbut dri tman yg ku pgari, ap lgi d dpn mtaku, ap lgi msih d tganku..
Saya start kreta dn mlaju mnujumu... lwti Slmt Ktaren, smpai d Pncing belok ke Durung lurus smpai Psr III trus sy mmilih blok kri, bbrapa mnit kmudian mgrahkn stang ke kanan, sudah tiba di Plita IV smpai d dpn msjid. slnjutnya sy mmbelok dua kali hingga brada di Plita II, gas sdikit sya sdh msuk k pgar rmh Putri, dgn prlahn stop d dpn rmh Ruslan, sya hrp dia ad d dlm, stlh nmanya sy pggil bbrp kali, akhirnya sya mnyerah pd sang mlam. dn sy jg brhrp sprti biasanya, ada pra bdadari2 sdg mnuggu tamu istmwa2 mreka.. nmun hnya ksunyian yg sy tmukan, sya brniat pulg, d prsmpgan TB sy mlhat skrumunan org mmkai peci dduk d ats kursi plstik sbgian sbuk mndar mndir, kndraan dlrag lwt. skjap sy trkjut, ada kmalangan...?
(30 April 2011, jam 8:30)
Atau mungkin itu karena rasa kangen saya saja pada mereka, terutama Putri, sang kekasih pujaan hati. Saya memiliki perasaan yang mendalam padanya, rasa kangen yang begitu berat. Ini satu bukti cintaku yang diam-diam tumbuh, berdaun, dan berbunga dengan subur dan indah di lubuk hatiku yang paling dalam. Bayangannya begitu anggun menari-nari di pelupuk mataku, senyumannya yang khas dengan rupanya yang manis melintas di depanku, mengagetkanku dan mengudangku tersenyum.ketikan sms nya yang singkat penuh cnda tawa, dan ttur bhsa yg lmbut jadi bahan knangan saat ini dan masa yang akan dtang.Yang terpenting semua tentang dia akan tersimpan menjadi sebuah memoar hidup yang bisa saya ceritakan nantinya. (smua tlisan di atas di ambil dr Cttan Harian bbrp hri lalu)
(03 Mei 2011, jam 0:19)
Semua perasaan saya ke dia, apa yang sedang bergelombang di hati saya, apa yang sedang saya fikirkan tentang dia, terikat apa yang saya alami disebabkan cinta dan baying-bayang nya, dan rindunya yang mempengaruhi setiap tindakan hati dan tubuh saya, semunya ingin saya curahkan lewat nada dan suara, semuanya membeku menjadi inspirasi saya. Tak bisa saya pungkiri bahwa dia sudah menyita nafas-nafas cinta yang sudah lama saya kumpulkan karena dulu tidak ingin menghirup udara asmara .
Apa pun yang saya lakukan, lebih banyak dikawal bayang-bayang suaranya, bayang-bayang tutur sapa nya yang lembut. Kata demi kata yang saya ucap adalah serentetan namanya yang bertasalsul mengikuti kalimat-kalimat indah yang selalu saja ingin saya persembahkan buat dia. Dialah cinta saya, rasa bahagia saya yang terkuras dari keburukan dan kesedihan di sebabkan atas nama dia. dan, keburukan itu tak sebutir pun mengapun di permukaan hati saya. Kesedihan itu tak sekalipun mampu mengganggu keakrabanku dengan dia. semuanya lenyap di telan awan-awan indah, semuanya hangus dibakar kekuatan cinta. Karena dia begitu indah, seindah khayalankku padanya, seindah cinta kami berdua, dan seindah membayangkan dan menciptakan keindahan dilangit biru.
Kini genap seminggu aku tak menatap matamu yang sering melirikku malu-malu. Aku rindu itu, tapi aku disini saja tanpa bekal cerita yang mau kubawa. Diam seperti sunyi malam yang tak pernah alpa menemani ku. Kemarin pagi aku lewat depan rumahmu, sambil lari mataku masuk rumahmu, tapi tak menemukan perut hidungmu yang pesek itu, merpati-merpatimu pun tak menyapaku seperti saat aku menjengukmu di sakitmu yang lalu. Malah aku di usir gonggongan anjing garamg tetanggamu, syukur gerbang nya di tutup, aku lega. Kalau gak kakiku kan melaju 30 km/jam.
Si Dia, yang dekat denganku, menyapa tentang aku dan kau, Katanya aku membiarkanmu. “bukan” timpalku. Dia begitu perhatian padamu, seperti dulu. Aku tahu hatinya tak berubah dan tak bergeser oleh cinta kekasih nya yang sekarang ia jalani. Dan, aku tahu raganya dapat berpacaran dengan kekasihnya, tapi hatinya tetap memilihmu. Memang kadang ku berfikir bahwa aku tak pantas memboyongmu, jelas ku dengar dari bibir-bibir yang cukup jadi saksi bahwa dia dengan kokoh berdiri untukmu, dengan sabar menahankan sayatan asmara kita, makin tak sanggup aku. Ataukah ini cuma kekwatiranku saja? Atau cemburu ku yang berlebihan?. Menurutku tak ada cemburu yang berlebihan, cemburu tandanya cinta. Kalau cemburunya besar, berarti cintanya juga besar, dan aku tetap memilihmu, tak membiarkan hati manapun menggantikan cintaku, selagi kau juga masih memilihku. Jika tidak, aku merelakanmu bila memang kau pikir yang terbaik.
Seperti yang telah berulang kali terucap dalam hatiku, aku tak ingin dan tak akan menyakitimu, baik dari luar terlebih dari dalam, yang ku tau semuanya berwujud halus dan dingin. Tapi aku begini bukan tak ingin berada di sampingmu, dan bukan pula tak ingin peluk mesramu yang agak mustahil datang padaku. Katakan saja bila aku tak wajar jadi seorang penawar sedihmu, tuduh saja aku tak akan mampu membelai rambutmu, tak mampu membahagiakan hatimu. Bila perlu, katakan saja “Kita padakan cukup disini” dan berakhirlah cerita kita di bulanku ini. Tapi jujur, itu juga tak ku inginkan. Karna wanita yang kukenal sekarang Cuma kamu, wanita tempat bermanja hatiku yang paling berat ku lupakan Cuma kamu. Bosan aku bila terus-terusan mengatakan aku cinta kamu, aku rindu kamu, kaulah kasihku, kau sayangku. Tapi untuk menutupi kebosanan itu di catatan ini ku katakan “ Kau Cinta Dahsyatku, Rindu Raksasaku, Kasih Terindahku, Dan Sayangku yang tak kan tersapu di hati dan mataku”
Sayang...
seakan tk rela bila kau jauh skejap saja. bla ku jmpa ma kmu hatiku amat bahagia, seperti anak kecil yang dibelikn mainan baru oleh ibunya, tapi itu tk ku nampakkn, lagi tapi di dalam amat berbunga.. penuh bunga.. tadi saja ingin aku lama menatapmu, tapi pipimu yg manis itu tak hiraukan tingkah mataku.. lagi aku ingin bertemu..
Sore itu aku sendiri, tanpa ditemani suaramu yang selalu tiba-tiba serak bila berada disampingku, atau jelas nya tanpa perhatian hidungmu yang pesek itu. yang ada disekitarku puluhan sepasang kekasih yang asyik bermanja dengan sang petang yang siap-siap menyambut malam. mereka rela datang jauh-jauh dari tempat peranjakan mereka demi membela kecantikan sang petang, hingga tak sadar mereka harus pulang dengan aturan yang menuntut mereka, dengan permohonan sekaligus perintah dari para satpam disana. walau sedikit malu dan terpaksa, walau hanya mendapat kebebasan yang begitu singkat, aku yakin dalam hati mereka amat bahagia, karena bisa mengantarkan mentari ke peraduannya yang dihiasi awan-awan merah dan kicauan burung camar. mereka mengelilingi tempat yang bersimbah air itu, mengamati aneka tingkah burung-burung, entah burung apa namanya, aku lupa. duduk di atas dua roda memandang segala sisi dengan takjub, sesekali terdengar canda tawa dari bibir-bibir mereka yang sebagian sama tebalnya dengan bibirku. mereka saling menyulang, begitu romantis.
Lain halnya denga aku, menyendiri di antara pohon-pohon. hanya cahaya senja yang menemaniku, burung-burung, air, dan angin yang hilir-mudik berhembus damai. mereka lah yang menghiburku. burung-burung itu, mengajak mataku berlari-lari mengejar mereka, kucoba , namun mataku buntu disaat satu burung terbang lalu berkumpul dengan kawan-kawannya. huufft..bingung dia yang mana?, caranya merayuku bah suara mu yang memanggilku. aku rindu kamu, disini, ya..disini untuk menemaniku menghabiskan merah kuningnya senja.
(13 Juni 2011, jam 12:45 )