Noto hal 3

22.57.00 Edit This
  Sehabis bangun aku sudah di suruh abang cuci muka, dia bilang aku mengantar dia ke stasiun kereta. kulihat arloji, kedua jarumnya menunjuk angka tujuh dan dua, keluar dari kamar mandi aku langsung membasahi rambutku dengan gatsby bening milik abang. kuda merah itu juga seret dengan sedikit buru-buru, dan sampainya di stasiun ku menunggu diluar, tak jauh dari area juru parkir yang tak absen memakai rompi orangenya. aku bergegas pulang setelah abang menuju kereta yang tertulis dalam tiketnya. hari masih pagi, betul-betul pagi, waktu nya lonceng masuk bagi anak sekolah.
  Aku terus melaju diantara penunggang lainnya, kadang melanggar rambu-rambu yang sengaja di pajang jadi perhatian orang disetiap persimpangan. karna darahku adalah darah muda, tak sedikit pun aku takut akan sanksi-sanksi yang berjubelan dalam buku undang-undang. karna aku yakin sebab aturan dibuat adalah untuk di langgar, jika tidak ada pelanggaran, itu berarti aturan juga tidak berlaku. tapi hatiku tenang setelah berada di tempat yang aman.
  Separuh hari in kuhabiskan di rumah kawan. sarapan, membuat tempat speaker, melamun, mengantuk juga kulakukan disana. tapi separuh kekuatanku juga terkuras disana. habis semua waktu itu, aku pun pamit pulang. di tengah jalan aku jumpa sama abang se kos aku dulu, badannya berubah, seakan meminta perhatian dari orang-orang terdekatnya. tapi apa yang bisa kubantu untuknya, aku duduk di tangga lebih bawah darinya. perhatian dan sayang sahabatnya tak pudar dimakan waktu, tetap saja dia mengubar senyum manis yang biasa dia tuangkan di gelas-gelas makan malam ku dulu. aku sudah menganggapnya abang sendiri, dan itu ku mulai sejak melihat merah hatinya.
  Aku sedang kecapaian dirumah, kusengaja membaringkan tubuhku yang ramping diatas kasur ungu yang kepudaran karena ditumpahi keringat dan lelehan air liur. aku tidur, bangun ku sudah mendengar lantunan ayat suci dari toa masjid. ku duduk bersandar ke dinding, ku cekik leher gitar kecilku itu, dan kusisir rambutnya yang keras lalu kurangkai nada-nada yang mengabarkan ke awan dan senja bahwa hatiku resah menyambut malam. keresahan ini timbul setelah berjumpa dengan abang se kos ku tadi, tapi aku tidak menyalahkan dia, yang kusalahkan hanya kenapa keresahan tak pernah berwajah keindahan.
  Malam sudah mengawasi langkah dan detak jantungku, aku tak peduli dengan kesibukannya ini. aku sudah terbiasa lalai di depan matanya, aku sudah sering tertangkap basah menipu jalan dan pohon-pohon akasia kota, bahkan kami sering jumpa dengannya saat kami masih berdua diatas rerumputan rumah tetangganya. malam ini juga tak jauh beda. hanya saja aku kecewa, yang berharap bisa mendengar ucapan selamat malam darimu, tapi nyatanya aku tak bisa hentikan langkah kakimu tuk menjauh dariku. saat ku kejar dengan mataku, aku mendapatimu sudah sampai di mulut gang itu. jadinya aku di kencan sebatang pohon akasia kota. di depan rumah tetanggamu.
(10 Juli 2011, Jam 22:48)
  Karna sudah libur, keseharianku lebih banyak tidur. bilang saja hari ini yang kuhabiskan selama lima jam, yang terihitung mulai pagi sampai sore, makan siang pun molor ke jam setengah empat. trus menjelang mangrib kusempatkan mencuci pakaian beberapa style. setelah sholat magrib aku ngaji, ganti pakean trus ke warnet.
  Tab yang biasanya pertama kubuka adalah blogku ini. yakni www.idihamhrp.blospot.com kemudian komen-komenan status kawan-kawan di facebook. yang paling asyik ada di tab ke tiga, pastinya dengari musik online. kalau yang membahagiakan hati itu cuma pesan-pesan dari orang yang tersayang, tak lebih penting yang lain saat angka satu merah muncul di kotak tengah kiri atas kepala halaman facebookku. kalau aku balas pesan itu, tak sabaran la aku menunggu balasannya. yach, mungkin begitulah suhu cinta itu, sampai ke dunia maya.
(11 Juli 2011, Jam 22:50)
  Hari ini tak ada tulisan penting yang ingin ku gores di atas catatan harianku. karna dari tadi pagi aku cuma keluar sekali, itupun karna disuruh membelikan koran. selebihnya yang kutau cuma dirumah. makan, tidur, main gitar, membaca, dan mengkhayal.
  Kalau masalah perasaan atau hati, aku tidak bisa bohong. terutama perasaan cinta. perasaan yang semakin menggenangi jalan-jalan cinta itu sendiri. kini aku mendapati kolam dari genangan itu. dengan riang aku menuju tepi rinduku padamu, kau harus tau itu. tak ada ombak dalam kolam, tapi aku merasa sedang berselancar diatasnya, diatas perasaan itu, itu gila bukan?. tapi inilah rinduku, rindu yang selalu menggebu. aku akan tersenyum lalu melambai dipelabuhan yang kau tunggu. kamu pasti tersenyum melihatku ingin mencium pipi kirimu. bukankah itu makna tersirat di belakang kata bosanmu minggu lau?. lihatlah !!, aku bisa seperti kumbang kebanyakan, dapat menghampiri bunga dengan kecupan. kau tunggu itu, itu pasti membekas di memoar hidupmu, dan yang paling mahal adalah kelemahanmu, tak bisa lupakan aku dan rasanya.
(12 Juli 2011, Jam 15:18)
  Pikiranku tak karuan malam ini. berjalan tapi entah kemana. hatiku juga resah, tapi aku tak tau apa yang ku resahkan. keduanya mempengaruhi nada guitarku, dan membuat laguku bagai debu diterpa angin lalu. barangkali kesepian yang merasuk ke dalam tubuhku tak menginginkan kedamaian lewat nada-nada rindu.
  Tadi malam adalah satu malam yang beda dalam sepekan terakhir ini. pasalnya si dia membalas sms-sms ku. tentu ke semua sms itu bernada manja, aku bahagia, bagaimana dengan dia ?. ingin ku mengulanginya malam ini, tapi apa daya, jalan menuju kesana tak ada didepan mata. dan kereta tadi malam adalah buah pinjaman sang kakak. sedang malam ini beliau tidak ada. sabar ya sayang, disini aku memikirkan dan merindukanmu.
(14 Juli 2011, Jam 20:41)
  Pagi tadi aku masih di kampung Durian. kira-kira jam tujuh aku pulang dari sana. sampai di rumah (kontrakan) kudapati abang masih ditempat tidur. setelah beliau bangu, dia menyuruhku beli koran, biasa, koran adalah sarapan otak kami. setelah permintaan itu ku penuhi, aku pun membaringkan badan diruang depan, sampai tertidur. karna beliau sudah merasa lapar. lagi beliau menyuruhku membeli sarapan (sarapan fisik). biasanya kami tidak membeli sarapan seperti pagi ini karena ada kakak. tapi karna beliau sedang di rumah kak Ito, terpaksa kami harus beli sarapan di luar.
  Sehabis sarapan aku menyempatkan membaca koran, karna sudah pusing membaca terus, akhirnya kau memilih gitar sebagai penghibur. sampai berbaring aku masih memainkannya, dan tanpa sadar aku sudah pulas. bang Ansor keluar. setelah itu dari siang sampai magrib kerjaku cuma tidur makan tidur.
  Malamnya aku ke warnet, update status di facebook dan blogger. sebelumnya ku selalu menggunakan jasa internet di rumah bang Ewin, di kampung Durian. tapi karna aku sudah pulang dari sana terpaksa dech ke warnet. di warnet aku chat sama fennie, ibotoku yang cakep. aku gak tau kalau dia membuka blogku, katanya "keren", tapi menurutku biasa saja. eh, ternyata dia juga punya blog. setelah dia kasih tau nama blognya itu, aku langsung buka, "tak kalah mantapnya" gumamku. "tapi gak ada yang bergerak-gerak" ungkapnya polos. trus ku kasih tau beberapa tips untuk merubah blog seperti yang ia pinta. ia pun belajar, namun kecewanya tips itu tak bermanfaat alias tak membuahkan hasil.
  Dia menyerah dan minta dibuatin kayak blogku. setelah dia kasih tau email dan passwordnya, langsung aku edit. namun malam ini baru satu widget yang siap, yakni untuk alamat URL berjalan. yang lainnya besok-besok aja. sebenarnya tadi aku mau nolak permintaan itu. tapi aku ingat bahwa ilmu itu tidak boleh dipelitkan dan harus diajarkan, kontan ku iyakan. ditambah juga yang minta orangnya cakep, tak bisa dech hatiku menolaknya. memang wanita kelemahan bagi kaum lelaki, benar gak ya...?, jawab dalam hati sendiri ya. 
(19 Juli 2011, Jam 23:20)
  Hari ini adalah hari pertama puasa 1432 H. dari sahur sampai buka alhamdulilah aku kuat, cuma satu hal yang kusesalkan, aturannya hari ini aku mau pulang kampung. tapi rencana yang matang itu tak berjalan mulus.dan agenda yang ku buat sekarang pulkam di hari kamis(paling lama). setelah dua kali gagal, ku harap yang ketiga kali nya ini sampai pada tujuan.
  Tadi malam aku menjumpai dia, pamit pulkam. sesuai dengan perjanjian, kalau aku mau pulkam aku harus kasih tau dia. aku tak mengerti bagaiman persis hatinya. karna setelah perjumpaan itu ku liat status yang di komentarinya. disitu dia bilang tak usah balik-balik lagi. padahal aku masih di sini. dan larut malam aku sms i dia. dan sms terakhir tak di balasnya. sebenarnya aku berat meninggalkan dia, rindu ku menggebu untuknya. sedangkan aku masih disini, belum pergi. apalagi kalau sudah jauh, dekat saja aku sudah tak tahan. moga dia bahagia dalam kepergianku. itu doaku. kalau dia punya seseorang lebih dari aku, aku senang mendengarnya.
aku memang tak bisa buat hatinya berbunga, karna taman yang ku buat juga tak begitu indah.
(01 Agustus 2011, Jam 23:47)