Noto hal 4

01.35.00 Edit This
 

  Hatiku menangis, aku telah membohongi diriku sendiri, walau orang lain tak mengetahui tapi dia tahu, dan aku sadar dalam kesalahan. kenapa bibirku mengiyakan jika hatiku berseberangan, aku begitu manis di depan mereka padahal di dalam aku menolak keinginan mereka itu. aku sudah bosan begini terus, tapi aku juga malu jika harus kembali menjumpai wajah-wajah yang sering kesal melihatku. wajah siapa pun disana tak ada yang membuatku tersenyum, teman, sahabat, dosen dan yang lainnya. hanya wajah nya yang sejuk tiap aku mencium sajadah. aku tak sanggup melihat mereka jika kegagalan ini membuat kepedihan, apalagi dia yang paling kucinta. tapi kenapa cerita yang belum selesai ini sudah di ceritakan pamanku ke orang banyak? dulu aku masih kuat, bertekad kan terus melanjutkan cita-cita. tapi saat di angkot ketika pulang kampung bulan kemarin mukaku merah padam saat semua penumpang menatapku atas cerita yang menuding aku gagal. jiwaku remuk dihantam pemvonisan bibir yang masih familyku itu. yang paling menusuk adalah penumpangnya orang kampungku sendiri. siapa yang bercerita selain dari paman? aku rasa orang yg paling kucinta tak kan mau begitu. lalu, berapa orang yang mengetahui sebagian cerita ini? dulu hanya dua orang, dan ketiganya aku. mungkin sekarang sudah puluhan, dan aku yakin ini kan jadi wabah disana, tapi apa lah daya seharusnya ini rahasia. yg sedang kufikirkan, aku ingin pergi, membuat perjanjian dengan dunia sebelum aku menyandang ahlimadya minimalnya, aku tidak ingin pulang.
(07 September 2011, Jam 13:26)
  Bila ku pergi mereka akan menangis, bila aku tetap disini aku akan ikut menangis, pilihanku = pergi. aku yakin baik tidak nya jalanku dampaknya hanya untukku. tak kan aku bagi pada yang lain. tentu untuk memulai nya terasa sulit dan awalnya terasa sakit. bila ku bisa bertahan ke depannya akan menjadi momen yang sangat sulit kulupakan. doa dan tekadku "aku harus bisa" dan membawa hasil dengan nilai B, minimal. tapi kepuasanku tak cukup sampai di huruf itu. aku harus berusaha keras, jeli dan giat huruf di atasnya harus jadi milikku dan kubawa untuk sebuah senyuman.
(08 September 2011, Jam 10:40)
   Kadang aku merasa seperti orang bodoh saja, berputar tapi tidak pada porosnya. Sedang dengan asmara aku makin tersakiti, aku dan yang menyakitiku adalah ego yang berantai. Dia seperti meminta aku mengembalikan masa indah yang pernah kuberi, Tapi hari ini sudah jauh dari perlakuan manis dulu. Akankah aku bisa lagi mendatangi dia dan menertawai kekakuannya? Aku ingin pergi..aku ingin pergi..melupakan kebodohan ini, menggantikan penyesalan ini. Walau semuanya tak terbayar, ku harap aku bisa menutupi satu persatu dari sekian kesalahan. Lupakan lah aku dan perasaanmu, seperti kata ku, manis itu telah tertinggal di masa lalu. Aku sudah berbeda dengan harapanmu, tidak bisa membahagiakanmu. Hari masih pagi, banyak yang bisa gantikan aku tuk menemani hatimu. Lagian rasa takut ku telah terbukti dari jawabanmu di bulan lalu. Kau juga takut padaku dan sepasang mata di belakangmu, agar kau tau, aku terus mengintaimu dari belakang dan dari pesan-pesan mu. Kepergianku selama ini seperti kemerdekaan buatmu. Aku lihat saat pamitku, bibirmu tersenyum ke kiri. mimikmu menyembunyikan dia (yang mengusir malam agar cepat berlalu) agar aku jauh.
(09 September 2011, Jam 15:55) 

  Berulang kali kuyakinkan perasaan ini. Kepadamu yang kupuja selama ini. Adakah kau akan tetap sayang dan bisa setia untukku dalam kurun waktu yang lama?. Bodohkah aku bila terus meyakinimu ? padahal aku sudah mendapatkan bukti dari sekian tingkahmu di belakang ku. Sekalipun ini tidak akurat tapi aku yakin hubungannya ada antara aku, kamu, dan dia dalam cerita ini. Kadang kamu keceplosan cerita, tapi kamu tidak tahu bagaimana caranya kamu untuk menutupi keburukan dalam ceritanya. Sekarang aku tidak lagi mempedulikan bagaimana perasaanmu padaku. Yang kupedulikan hanya antara aku ke kamu.
dalam  lima hari lagi aku pun akan meninggalkanmu lagi. Kadang aku pedih dengan tingkah dan pengakuanmu. Betul memang, aku tak melihat fakta kamu berbuat jahat untukku. Tapi perselingkuhan dengan kata suka saja pun aku tak bisa terima, apa lagi sempat berpindah hati. Bila kau ingat aku, kau pasti tidak akan tega begitu. Tapi apakah aku hanya sasaran pelampiasan nafsu mu? Aku atau diakah yang dibilang sebagai selingkuhan (mu)?.
(15 September 2011, Jam 17:23)

    Semalaman tak bisa tidur. begadang yang tidak direncanakan, yang bermodalkan mie rebus, tapi aku kuat juga. sebenarnya aku sudah berkali-kali memejamkan mata. tapi sekali pun tak berhasil. Bang Sulaiman juga Sahwan sudah duluan, tinggal aku sendirian yang menjaga malam. waktu terasa cepat berlalu bila situasi nya ramai atau ada kawan ngobrol. sebelumnya uda Pengabdi juga datang ke rumah, tapi dia duluan pulang karena ia takut kawan se kos nya khawatir. aku sich sudah menawarkan dia tidur di rumah ku saja, bahkan sudah membujuknya. tapi kalau dia berkehendak tetap harus tidur di kos nya, aku tidak bisa memaksakan.
   Abang Ansor sudah di Medan. dan tadi malam beliau juga datang ke rumah, tapi beliau cuma mengambil kartu undangan untuk pesta pernikahannya saja. o iya, beliau sempat juga ngobrol sekitar satu jam setengah dengan kawan nya dari Padang Lawas yang bekerja di Kantor DPRD Kab.Padang Lawas (seingat ku sich). cerita dari abang itu (kawan abang Ansor ini) putri nya wisuda baru di wisuda hari ini (Kamis 15/09/011) dan anak nya juga mau masuk kuliah di semester satu di Akper Asrama Haji Medan. dan mereka menginap di rumah kontrakan sebelah. tapi pagi ini duka melanda mereka, pasalnya semua Handphone, anting, kalung, uang dan perhiasan lainnya yang di simpan di tas tentengan habis di curi maling. kata mereka jika di uangkan kesemuanya bernilai enam juta rupiah lebih. ternyata maling tersebut masuk lewat pintu belakang, dan memang di dapati pintu dalam keadaan terbuka alias tidak dikunci. setelah aku lihat ke dalam, aku heran bukan main. pertanyaan yang timbul dikepalaku adalah dari mana dan bagaimana cara maling tersebut bisa masuk? sedangkan di belakang dapur itu di tembok setinggi perut dan di pagar keliling dengan jerjak. tapi, yach... namanya juga maling, bagaimana pun cara nya dia usahakan bisa masuk, dan memang betul-betul maling profesional. dan kabar ini lah sarapan ku pagi ini setelah membuka pintu.
  Tapi sayangnya aku merasakan kantuk. sekarang aku sedang sibuk mengetik di warung dunia maya ini. tidak mungkin aku memanjakan mataku disini. yang punya atau yang menjaga sudah jelas keberatan.
  Aku berpura-pura lagi memakai celana keper hitam dan kemeja yang kumasukkan ke perut celana.dan mengikat sepatu di kaki ku. artinya aku sedang tidak serius dalam langkahku hari ini. aku meng ulati mereka lagi.jangan sampai mereka tau. aku memang sudah tidak besar hati lagi dalam aktivitas yang satu ini. memang keinginan tuk jadi sarjanawan itu besar. tapi tidak untuk sekarang, aku ingin kembali lagi ke awal, kembali ke putih. dan mengulangi masa yang indah itu. dan mungkin tidak untuk di kota ini, aku sudah bosan dengan tawaran-tawaran nya tiap pagi. apa lagi dengan malam, dia selalu membutatku kesunyian.
(16 September 2011, Jam 08:30)

  Lama aku tidak menggunakan pena dan diary ku ini, dua minggu lebih tak menyentuhnya. setelah beberapa hari di kampung : mensukseskan pesta pernikahan abang, sekarang kembali lagi mengulangi hari-hari yang tak menentu ini. kadang aku sadar atas kebodohan yang ku lalau ini, tapi tanpa sadar sepertinya aku sedang dibawa arus yang tak tentu juga akan mengalir ke mana. masalahnya, celah, lobang dan parit ada dimana-mana. dan sekiranya ingin hanyut kemana pun bisa. tapi itulah yang tidak pernah terpikirkan olehku. aku sudah memvonis jalan yang kulalui lewat simpang akademika telah gagal. tapi terpikir juga olehku ingin mundur kembali ke persimpangan. alasannya sederhana, hanya ingin membahagiakan hati orang tua. aku ingin berdiri di atas kaki ku sendiri, tak ingin menerima apa pun dari siapa pun. aku ingin membuka pintu dan jendela rumah sendiri, menyapu dan mengepel lantainya sendiri, memasak dan mencuci pakaian sendiri. seterusnya mengumpulkan ilmu dan harta atas kemampuan sendiri. aku bukan orang yang suka meminta-minta atau suka menerima bantuan orang lain. kalau aku tidak sanggup aku hanya diam, jika aku tidak punya aku hanya diam dan berniat berusaha memilikinya, baik ilmu maupun materi. hari ini juga tidak berbeda dengan kelalaian hari kemarin. tadi aku melewati counter ponsel, trus di stayling nya terpajang kertas putih dengan tulisan : Lowongan kerja ; menerima tenaga kerja untuk menjaga ponsel / warnet, hub:(no.telepon).
dan terbesit juga di benakku bagaimana jika aku bekerja saja, trus mengumpulkan hasilnya dalam satu dua tahun ke depan. dan kembali mendaftar kuliah di tahun berikutnya. jika itu terkabul, usia ku disana nantinya sudah dua puluh tiga setengah tahun, aku tidak malu menuntut ilmu di usia itu. dan jika ada pertanyaan, apakah kamu tidak malu kuliah di usia itu ? jawabnya:tidak. karna yang kutau batas menuntut ilmu itu tidak ada. selanjutnya, kapan kamu akan menikah (umur berapa)? jika keinginan ini terjadi, tentu setelah wisuda aku akan menikah, dan tepat di usiaku yang ke dua puluh tujuh. aku kira itu masih standar usia laki-laki menikah, seperti abang ku. tapi aku tidak ingin mengikut dia. cuma saja bila di kaji dengan keadaan sekarang sepertinya di usia itu lah hasil akhir nya.
(30 September 2011, Jam 11:03)